Rabu, 23 Mei 2012

Korelasi Teori Akomodasi dengan Kegiatan Dakwah




TEORI AKOMODASI KOMUNIKASI

Teori ini dikemukakan oleh Howard Giles dan koleganya, teori ini berkaitan dengan penyesuaian interpersonal dalam interaksi komunikasi. Hal ini didasarkan pada observasi bahwa komunikator sering kelihatan menirukan perilaku satu sama lain.

Teori akomodasi komunikasi berawal pada tahun 1973, ketika Giles pertama kali memperkenalkan pemikiran mengenai model ”mobilitas aksen” Yang didasarkan pada berbagai aksen yang dapat didengar dalam situaisi wawancara. Teori akomodasi didapatkan dari sebuah penelitian yang awalnya dilakukan dalam bidang ilmu lain, dalam hal ini psikologi sosial. (West dan Lynn Turner, 2007: 217)

Akomodasi didefinisikan sebagai kemampuan menyesuaikan, memodifikasi atau mengatur perilaku seseorang dalam responnya terhadap orang lain. Akomodasi biasanya dilakukan secara tidak sadar. Kita cenderung memiliki naskah kognitif internal yang kita gunakan ketika kita berbicara dengan orang lain. (West dan Lynn Turner, 2007: 217)

Asumsi-Asumsi Teori Akomodasi Komunikasi

Mengingat bahwa akomodasi dipengaruhi oleh beberapa keadan personal, situasional dan budaya maka dapat diidentifikasikan empat asumsi berikut ini:
·         Persamaan dan perbedaan berbicara dan perilaku terdapat didalam semua percakapan.
Pengalaman-pengalaman dan latar belakang yang bervariasi akan menentukan sejauh mana orang akan mengakomodasi orang lain.semakin mirip sikapdan keyakinan kita dengan orang lain,makin kita tertarik kepada dan mengakomodasi orang lain tersebut.
·         Cara dimana kita mempersepsikan tuturan dan perilaku orang lainakan menentukan bagaiman kita mengevaluasi sebuah percakapan.
Akomodassi komunikasi adalah teori yang mementingkan bagaimana orang mempersepsikan dan mengevaluasi apa yang terjadi dalam sebuah percakapan. Persepsi adalah proses memerhatikan dan menginterpretasikan pesan, dan evaluasi merupakan proses menilai percakapan. Orang pertamakali mempersepsikan apa yang terjadi dalam percakapan sebelum mereka memutuskan bagaiman mereka akan berperilaku dalam percakapan.
·         Bahasa dan perilaku memberikan informasi mengenai status sosial dan keanggotaan kelompok.
Asumsi ketiga ini berkaitan dengan dampak yang dimiliki bahasa terhadap orang lain.secara khusus,bahasa memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan status dan keanggotaan kelompok diantara para komunikator dalam sebuah percakapan.
·         Akomodasi bervariasi dalam hal tingkat kesesuaian dan norma mengarahkan proses akomodasi.
Norma telah terbukti memainkan peranan dalam teori giles, norma adalah harapan mengenai perilaku yang dirasa seseorang harus atau tidak harus terjadi didalam percakapan. Norma pada umumnya orang yang lebih muda harus meurut pada orang yang lebih muda mengidindikasikan bahwa orang yang lebih bawah akan lebih  mengakomodasi percakapan.
Cara Beradaptasi
         Teori akomodasi menyatakan bahwa dalam percakapan orang memiliki pilihan. Mereka mungkin menciptakan komunitas percakapan yang melibatkan penggunaan bahasa atau sistem nonverbal yang sama, mereka mungkin akan membedakan diri mereka dari orang lain, dan mereka akan berusaha terlalu keras untuk beradaptasi. Pilihan-pilihan ini akan diberi label konvergensi, divergensi, dan akomodasi berlebihan.

            Proses pertama yang dihubungkan dengan teori akomodasi adalah konvergensi. Jesse Delia, Nikolas Coupland, dan Justin Coupland dalam West dan Lynn Turner (2007:222) mendefinisikan konvergensi sebagai ”strategi dimana individu beradaptasi terhadap perilaku komunikatif satu sama lain”. Orang akan beradaptasi terhadap kecepatan bicara, jeda, senyuman, tatapan mata, perilaku verbal dan nonverbal lainnya. Ketika orang melakukan konvergensi, mereka bergantung pada persepsi mereka mengenai tuturan atau perilaku orang lainnya. Selain persepsi mengenai komunikasi orang lain, konvergensi juga didasarkan pada ketertarikan. Biasanya, ketika para komunikator saling tertarik, mereka akan melakukan konvergensi dalam percakapan.

Proses kedua yang dihubungkan dengan teori akomodasi adalah divergensi yaitu strategi yang digunakan untuk menonjolkan perbedaan verbal dan nonverbal di antara para komunikator. Divergensi terjadi ketika tidak terdapat usaha untuk menunjukkan persamaan antara para pembicara.

Terdapat beberapa alasan mengapa orang melakukan divergensi, pertama untuk mempertahankan identitas sosial. Contoh, individu mungkin tidak ingin melakukan konvergensi dalam rangka mempertahankan warisan budaya mereka. Contoh, ketika kita sedang bepergian ke Paris, kita tidak mungkin mengharapkan orang Prancis agar melakukan konvergensi terhadap bahasa kita. Alasan kedua mengapa orang lain melakukan divergensi adalah berkaitan dengan kekuasaan dan perbedaan peranan dalam percakapan. Divergensi seringkali terjadi dalam percakapan ketika terdapat perbedaan peranan yang jelas dalam percakapan (dokter-pasien, orangtua-anak, pewawancara-terwawancara, dan seterusnya. Terakhir, divergensi cenderung terjadi karena lawan bicara dalam percakapan dipandang sebagai anggota dari kelompok yang tidak diinginkan, dianggap memiliki sikap-sikap yang tidak menyenangkan, atau menunjukkan penampilan yang jelek.

Proses ketiga yang dapat dihubungkan dengan teori akomodasi adalah Akomodasi Berlebihan : Miskomunikasi dengan tujuan. Jane Zuengler (1991) dan West dan Lynn Turner (2007: 227) mengamati bahwa akomodasi berlebihan adalah ”label yang diberikan kepada pembicara yang dianggap pendengar terlalu berlebihan.” istilah ini diberikan kepada orang yang walaupun bertindak berdasarkan pada niat baik, malah dianggap merendahkan.


DAKWAH

Pengertian Dakwah
Secara bahasa kata dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu da’aa, yad’u, da’watan yang artinya menyeru, memanggil, mengajak menjamu.
Sedangkan menurut istilah dakwah adalah kegiatan atau usaha memanggil orang muslim mau pun non-muslim, dengan cara bijaksana, kepada Islam sebagai jalan yang benar, melalui penyampaian ajaran Islam untuk dipraktekkan dalam kehidupan nyata agar bisa hidup damai di dunia dan bahagia di akhirat.

Unsur-Unsur Dakwah
a.Da'i (pelaku dakwah)yang dimaksud da'i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu,kelompok atau berbentuk organisasi atau lembaga.
b. Mad'u (Mitra Dakwah) atau penerima dakwah Mad'u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik secara individu maupun kelompok,baik manusia yang yang beragama Islam maupun tidak; atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan.
c. Maddah ( Materi Dakwah )Maddah dakwah adalah masalah isi pesan atau materi yang diberikan da'I kepada mad'u
.d. Wasilah ( Media Dakwah )yang dimaksud media dakwah yaitu alat yang dipergunakanuntuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam kepada mad'u)


Metode dakwah

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ

    ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِين

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.  (Q.S. An-Nahl/16: 125)
Al-Qur`an membimbing Rasulullah shallâllah ’alayhi wa sallam dalam melaksanakan missi beliau, mengajak kepada Allah dengan cara-cara yang elegan dan bermartabat. Ada tiga metode yang di ajarkan oleh surat an-nahl ayat 125
1.Metodologi Dakwah Bilhikmah
Menghadapi mereka yang terdidik dengan baik, cendekiawan, intelektual dan pemikir; Al-Qur`an menawarkan metodologi yang sesuai dengan tingkat pendidikan mereka, yakni dengan hikmah, pemikiran yang mendalam, logika yang tertib, dan argumentasi yang qath’i.
2.Metodologi Dakwah Bil Mauidhoh Hasanah
Sebaliknya,  ketika menghadapi orang kebanyakan dengan tingkat pendidikan yang menengah; Al-Qur`an menawarkan metodologi yang sesuai dengan tingkat pendidikan mereka, yakni dengan metodologi al-maw’izhah al-hasanah, nasihat atau pelajaran yang baik. Dengan ungkapan, pilihan kata, kalimat dan bahasa yang komunikatif dan mudah diterima, tetapi menyentuh kalbu dan meyakinkan mereka untuk mengamalkan Islam dengan istiqamah hingga akhir hayat.  
3.Metodologi Dakwah dengan Mujâdalah
Sementara itu pada bagian ketiga, ketika menghadapi kelompok yang menolak ajaran Islam, menodai kesucian Al-Qur`an dan simbol-simbol keagungan Islam, serta berusaha memutar balikan kebenaran Islam; kaum Muslimin diharapkan dapat menghadapi mereka dengan metodologi mujâdalah, diskusi, pertukaran pemikiran dan debat dengan cara yang lebih berkualitas dan lebih beretika.

Korelasi Anatara Teori Akomodasi Komunikasi Dengan Kegiatan Dakwah

Teori ini berkaitan dengan penyesuaian interpersonal dalam interaksi komunikasi, dan  kemampuan menyesuaikan, memodifikasi atau mengatur perilaku seseorang dalam responnya terhadap orang lain. Kaitannya teori ini  dengan proses dakwah bisa dilihat dari ketika seorang da’i atau penceramah menyesuaikan apa yang ingin di sampaikannya kepada mad’u, dai harus tahu situasi, kondisi dan identitas seorang mad’u sehingga ia dapat dengan mudah memodifikasi pembicaraan dalam hal ini isi pesan yang akan di sampaikan (metode dakwah apa yang akan di gunakan), contohnya da’i dari suku jawa berdakwah di daerah jawa dia akan memodifikasi bahasa, logat, tingkah laku, dengan model ala jawa agar penyampaian dakwah dapat dipahami dengan baik oleh orang jawa. Lain lagi ketika dai tersebut di undang ceramah ke daerah lain yang beda budaya misalkan Jakarta dia akan berusaha mengakomodasi isi pesannya dengan menggunakan bahasa Indonesia, karena orang Jakarta tak mengerti bahasa jawa. Itu contoh  akomodasi yang di pengaruhi oleh budaya.
Contoh lainnya tentang akomodasi yang di pengaruhi oleh keadaan personal atau situasional, Da’i dalam menyampaikan dakwah harus melihat keadaan para mad’unya, jika mad’unya dari kalangan ibu-ibu, dai mengakomodasi sikap yang pantas dilakukan pada ibu-ibu dan isi pesannya pun di sesuaikan dengan psikologi seorang ibu-ibu, menyesuiakan tema yang berhubungan dengan ibu-ibu seperti peran wanita dalam islam, menjadi istri dan ibu yang sholehah,cerita tentang istri-istri para nabi dan lain sebaigainya.
jika ceramah di sampaikan kepada para remaja akomodasi yang dilakukan da’i juga menyesuaikan pada kondisi remaja, tema isi dakwah di sesuiakan dengan apa yang dibutuhkan remaja, contoh-contoh yang diambilnya, dan gaya penyampaiannya juga lebih logis,
akomodasi yang dilakukan da’i kepada mad’u ini lebih berkaitan dengan metode dakwah yang dijelasakan pada surat an-nahl ayat 125.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar